Weda Moksa
https://wedamoksa.blogspot.com/2019/05/hari-raya-galungan.html
Makna penting hari raya Galungan
Hari Raya Galungan |
Umat Hindu pada Rabu (24/7) merayakan Hari Raya Galungan. Secara serentak umat hindu di Bali bahkan di dunia melakukan ritual persembahyangan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa.
Menjelang Galungan WedaMoksa ingin memberi info tentang "Makna Hari Raya Galungan dan 5 Hal Menarik Ketika Umat Hindu Rayakan Galungan dan Kuningan".
Hari Raya Galungan biasa dimaknai sebagai kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Keburukan), dimana tepat Budha Kliwon wuku Dunggulan kita merayakan dan menghaturkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Yang pada intinya Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar bisa mendapat pikiran dan pendirian yang terang.Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma.
rangkaian Galungan sejatinya sudah dimulai dari saat Tumpek Wariga yakni 25 hari sebelum Galungan. Tumpek Wariga mengingatkan umat Hindu untuk memelihara alam dengan baik, sehingga pohon-pohon dapat berbuah dengan lebat untuk digunakan sesajen saat Galungan.
Rangkaian selanjutnya adalah Hari Sugihan Jawa (H-6 Galungan) sebagai simbolis pembersihan alam semesta. Sedangkan Sugihan Bali (H-5 Galungan), diharapkan agar umat Hindu berkontemplasi dan melihat diri ke dalam, sebagai bentuk persiapan diri menghadapi persembahyangan Galungan.
"Sementara itu, tiga hari sebelum Galungan diyakini sebagai waktu turunnya Bhuta Kala Tiga atau tiga kekuatan yang datang ke dunia untuk mengganggu umat manusia yakni Kala Dungulan, Kala Amangkurat, dan Kala Galungan," ujarnya.
Oleh karena itu pada hari Minggu (H-3 Galungan) yang di Bali dikenal dengan Hari Panyekeban, umat Hindu semestinya mematangkan diri agar kuat melawan hawa nafsu.
Pada Penyajaan (H-2 Galungan) mengingatkan umat agar menang dalam menghadapi musuh-musuh dalam diri. Sedangkan saat Penampahan (H-1 Galungan), bermakna bahwa umat sudah siap untuk menyambut Galungan.
Jadi, ketika umat bisa melawan godaan hawa nafsu, kekuasaan, kesombongan dan egoisme, maka telah menang melawan sifat-sifat adharma (sifat buruk).
Galungan, menjadi perlambang dan momentum bahwa manusia bisa melawan musuh-musuhnya, baik musuh dalam diri dan di luar diri. Dalam diri itu diantaranya hawa nafsu, kebencian, kemabukan dan kebingungan. Sedangkan musuh luar diri adalah kemiskinan, kebodohan, penyakit dan sebagainya.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi semeton sekalian.
0 Komentar
Mohon untuk membaca Comment Policy sebelum meninggalkan komentar.