-->
Weda Moksa https://wedamoksa.blogspot.com/2019/06/kematian-adalah-ilusi.html

Kematian adalah ilusi, kenapa?

Kematian adalah ilusi (māyā), karena tidak ada kematian bagi sang ātma, kita hanya berganti jubah material saja yaitu badan kasar ini. Identitas kita sebenarnya adalah sebagai roh (disebut jīva atau ātma) yang merupakan percikan rohani yang tidak dapat dibinasakan melainkan sebagai esensi yang kekal dan sebagai kesadaran tertinggi.
"Semua makhkuk hidup yang diciptakan tidak berwujud pada awalnya, terwujud pada pertengahan, sekali lagi tidak terwujud pada waktu
dileburkan. Jadi apa yang perlu
disesalkan?" (Bhagavad-gītā 2.28)

Namun ketika seseorang terperangkap dengan alam material ini, sang roh yang ditutupi oleh jubah material berada dalam keadaan terkondisi atau tercemar. Kita melupakan hubungan sejati kita yang tak terpisahkan dengan Tuhan karena kontak material yaitu dengan cara menyamakan diri dengan badan ini.

Ketika seseorang terperangkap dan menyatakan diri sebagai bagian dari komunitas tertentu, itulah ilusi atau māyā, "Saya orang Amerika", "Saya wangsa begini", "Saya beragama Hindu", "Saya adalah brāhmaṇa" — sebuah pamer pertunjukan julukan-julukan material yang tanpa mentalitas bhakti kepada Tuhan hanyalah sajian energi luar Tuhan / māyā.

Tidak ada perlunya mengukur kadar kebahagiaan orang lain karena semua makhluk hidup menderita di alam material ini. Jīva yang dibungkus oleh badan material ini pasti akan mengalami 3 jenis penderitaan rutin, dan tak seorang pun yang lolos dari 3 jenis penderitaan ini walau betapa termasyurnya atau betapa kayanya orang itu dari luar, 3 penderitaan itu adalah:

1). Adhyātmika: penderitaan yang diakibatkan oleh badan atau pikiran sendiri;
2). Adhidaivika: penderitaan yang diakibatkan oleh masyarakat, komunitas, negara dan makhluk hidup lainnya;
3) Adhibautika: penderitaan yang disebabkan oleh gangguan alam seperti gempa bumi, kelaparan, kekeringan, banjir, wabah, dsb.

Jika seseorang menyadari bahwa kehidupannya dijerat oleh 3 jenis penderitaan ini, ia memenuhi syarat untuk mengerti hakikat ātma-tattva ("saya bukanlah badan ini")

Penderitaan-penderitaan tersebut dirasakan / timbul karena hubungan indera-indera dengan obyek-obyeknya. Dengan kata lain, semua itu muncul karena mempersamakan diri dengan badan.

Share this post:

KompasTrik
Posted by: KompasTrik
With labels: ,
3 Komentar

Mohon untuk membaca Comment Policy sebelum meninggalkan komentar. ??

Notification