-->
Weda Moksa https://wedamoksa.blogspot.com/2019/06/penjelasan-lengkap-purnama-tilem-dan.html

Penjelasan Lengkap Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon


Purnama
Sesuai dengan namanya pelaksanaan Upacara ini berlangsung saat bulan Purnama, yaitu jatuh pada setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa). Rerahinan Purnama jatuh setiap 30 hari atau 29 hari sekali. Pada hari ini seluruh pura – pura di Bali biasanya ramai oleh umat yang melakukan persembahyangan.
Pada rerahinan purnama beryogyalah Sang Hyang Candra (bulan) yang merupakan hari penyucian oleh Sang Hyang Rwa Bhineda yaitu Sang Hyang Surya dan Sang Hyang Candra. Rerahinan purnama merupakan sebuah momentum guna mengintrospeksi diri, bersujud dihadapan Ida Sang Hyang Widhi dan kembali kepada (Rwa Bhineda) sekala dan niskala. Disamping itu pada rerahinan purnama vibrasi suci akan terpancar dari sinar rembulan sehingga sangat baik untuk melaksanakan yoga Samadhi. Pada hari ini umat melakukan persembahyangan di mulai dari Merajan, Merajan Dadia, Pura Kayangan Tiga dan jika memungkinkan sangat baik untuk melakukan Tirta Yatra.

Tilem
Tilem adalah rerahinan atau hari suci bagi umat Hindu, dirayakan untuk memohon berkah dan karunia dari Ida Sang Hyang Widhi. Tilem dirayakan setiap malam pada waktu bulan mati (Krsna Paksa). Hari suci Tilem dirayakan setiap 30 atau 29 hari sekali. Pada hari suci Tilem, bertepatan dengan Sanghyang Surya beyoga memohonkan keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi. Pada hari suci demikian itu, sudah seyogyanya para rohaniawan dan semua umat manusia menyucikan dirinya lahir batin dengan melakukan upacara persembahyangan dan menghaturkan yadnya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi.

Kajeng Kliwon
Kajeng Kliwon adalah pertemuaan antara Tri Wara dan Panca Wara, dimana tri waranya adalah Kajeng dan panca waranya adalah Kliwon. Hari suci Kajeng Kliwon dirayakan setiap 15 hari. Pada hari kajeng kliwon banyak masyarakat bali mengangap sebagai hari yang keramat. Padahal sesungguhnya menurut Sastra Agama, tentang kekeramatan dan kesakralan dari hari kajeng kliwon adalah pengaruh dari pertemuan harinya yaitu pertemuan antara Tri Wara dan Panca Wara yang memiliki kekuatan Religiomagis, yaitu:

Hari Kajeng (Tri Wara), yaitu merupakan prabhawanya Sang Hyang Durga Dewi sebagai perwujudan dari kekuatan “Ahamkara”, yang memanifestasikan kekuatan Bhuta, Kala, dan Durga di Bumi.
Hari Kliwon (Panca Wara), yaitu merupakan hari prabhawanya Sang Hyang Siwa sebagai perwujudan kekuatan Dharma yang memanifestasikan kekuatan Dewa.
Dengan demikian menyatunya kekuatan Siwa dengan kekuatan Durga, maka lahirlah kekuatan Dharma Wisesa sehingga dari sini lahirnya Kesidhian, Kesaktian, dan Kemandhian yang selalu dikendalikan oleh kekuatan Dharma (Lontar Kala Maya Tattwa).

Oleh karena itulah umat Hindu secara tekun dan kontinyu menghaturkan persembahan serta memuja Hyang siwa, untuk memohon kekuatan kesidian, kesaktian, kemandhian, serta kedharman sebagai kebutuhan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

Share this post:

KompasTrik
Posted by: KompasTrik
With labels:
0 Komentar

Mohon untuk membaca Comment Policy sebelum meninggalkan komentar. ??

Notification